Rabu, 15 Oktober 2014

KUMPULAN ARTIKEL KESEHATAN: kumpulan artikel kesehatan

KUMPULAN ARTIKEL KESEHATAN: kumpulan artikel kesehatan: INFERTILE Apabila banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempu...

KUMPULAN ARTIKEL KESEHATAN: kumpulan artikel kesehatan

KUMPULAN ARTIKEL KESEHATAN: kumpulan artikel kesehatan: INFERTILE Apabila banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempu...

KUMPULAN ARTIKEL KESEHATAN: kumpulan artikel kesehatan

KUMPULAN ARTIKEL KESEHATAN: kumpulan artikel kesehatan: INFERTILE Apabila banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempu...

KUMPULAN ARTIKEL KESEHATAN: kumpulan artikel kesehatan

KUMPULAN ARTIKEL KESEHATAN: kumpulan artikel kesehatan: INFERTILE Apabila banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempu...

MITOS SEPUTAR ASI

MITOS                             : Menyusui menyebabkan payudara menjadi kendur.
FAKTA                : Payudara kendur bukan karena menyusui, melainkan karena faktor usia dan kehamilan. Saat hamil, hormon hormon menambah kelenjar ASI sehingga membuat ukuran payudara menjadi besar. Saat proses menyusui selesai, ukuran payudara kembali ke bentuk normal dan terasa mengendur. Bentuk payudara dapat dinormalkan kembali dengan melakukan senam payudara dan memilih bra dengan ukuran yang tepat.
2.                               MITOS              : Payudara berukuran kecil tidak dapat mengahasilkan air susu yang
cukup.
FAKTA              : Ukuran payudara tidak mempengaruhi kuantitas ASI. Payudara membesar karena memiliki kelenjar lemak yang lebih banyak, sementara asi bukan dihasilkan oleh kelenjar lemak. Alveoli (tempat penampungan asi) pada payudara dengan ukuran kecil maupu besar terdapat dalam jumlah yang sama. Jadi payudara yang besar atau kecil bisa menghasilkan asi yang cukup.
        MITOS              : ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) harus dibuang karena merupakan susu basi.
FAKTA              : ASI yang keluar hari hari pertama kelahiran bayi atau kolostrum adalah zat terbaik bagi bayi. Kolostrum memiliki kandungan gizi, terutama protein tinggi, zat kekebalan tubuh tentunya lebih tinggi disbanding susu sapi. Kemudian mengandung laktosa atau karbohidrat dan lemak dalam kadar rendah sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
4                MITOS              : Ibu tidak boleh memberikan ASI pada bayi yang diare.
FAKTA              : ASI mengandung 88% air yang justru dibutuhkan bayi yang mengalami diare agar tidak mengalami kekurangan cairan. Faktanya, bayi yang mendapatkan asi secara eksklusif sangat jarang mengalami diare karena asi mengndung zat kekebalan tubuh yang bisa mencegah berbagai infeksi dan mengandung sel darah putih yang berperan memerangi infeksi. Selain itu, ASI mengandung lactobacillus bifidus, sejenis bakteri baik yang berada pada usus halus bayi yang mencegah pertumbuhan bakteri jahat dan terjadinya diare.
5                MITOS              : Kini, banyak susu formula yang kandungannya mirip asi.
FAKTA              : Tidak ada satupun susu formula yang menyamai kandungan ASI karena kandungan gizi pada asi selalu berubah dari waktu ke waktu. Kandungan asi pada pagi hari berbeda pada kandungan asi saat malam hari. Hal ini terjadi karena ASI menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Ada banyak hal yang dimiliki ASI, namun tidak ada pada susu formula. Salah satunya enzim dan kekebalan tubuh.
Oleh : Ika Rizki Chasanahwati

Permeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)




Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka kematian, meskipun angka kematian kejadian kanker payudara rendah pada wanita muda, namun sangat penting untuk diajarkan SADARI semasa muda agar terbiasa melakukannya dikala tua. Wanita premenopause (belum memasuki masa menopause) sebaiknya melakukan sadari setiap bulan, 1 minggu setelah siklus menstruasinya selesai.
            Cara melakukan SADARI adalah : wanita sebaiknya melakukan SADARI pada posisi duduk atau berdiri menghadap cermin, pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan pada kulit payudara, dan putting yang masuk. Angkat lengannya lurus melewati kepala atau lakukan gerakan bertolak pinggang untu mengkontraksikan otot pektoralis (otot dada) untuk memperjelas kerutan pada kulit payudara. Sembari duduk/berdiri rabalah payudara dengan tangan sebelahnya, selanjutnya sembari tidur dan kembali meraba payudara dan ketiak. Terakhir tekan putting untuk melihat apakah ada cairan.

Oleh : Ika Rizki Chasanahwati

Selasa, 14 Oktober 2014

APAKAH BENDUNGAN ASI ITU ?



APAKAH BENDUNGAN ASI ITU ?
Oleh : Ika Rizki C

 
            Bendungan asi adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan asi dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Prawirohardjo,2005:700)
            Bendungan asi dapat terjadi karena adanya penyempitan duktus laktiferus pada payudara ibu dan dapat terjadi pula bila ibu memiliki kelainan putting susu( misalnya putting susu datar, terbenam, dan cekung).
            Sesudah bayi dan plasenta lahir, kadar esterogen dan progesterone turun dalam 2-3 hari. Dengan ini factor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya prolactin waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh esterogen, tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolactin oleh hypopisis. Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mamma terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannnya dibutuhkan reflek yang menyebabkan kontraksi sel sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar kelenjar tersebut. Apa bila tidak ada reflek yang memacu keluarnya asi dapat mengakibatkan terjadinya bendungan asi.
            Pada permulaan nifas apa bila bayi belum mampu menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi bendungan asi.
            Bendungan asi dapat menyebabkan demam pada ibu. Demam tersebut mengkhawatirkan terutama bila kemungkinan infeksi tidak dapat disingkirkan pada wanita yang baru saja menjalani SC. Lamanya panas yang terjadi berkisar 4-16 jam dan suhu tubuhnya berkisar dari 30-390 celsius. Ditegaskan bahwa penyebab panas yang lain khusunya panas yang disebabkan oleh infeksi, harus disingkirkan dahulu.
            Pengobatan bendungan asi terdiri atas tindaka nmenyanggah payudara dengan menggunakan pembalut atau BH, kompres kantong es dan bila perlu pemberian kodein sulfat 60 mg per oral atau preparat analgesic lainnya. Tindakan memompa air susu atau memerahnya secara manual mungkin diperlukan untuk pertama kalinya, namaun dalam beberapa hari keadaan ini biasanya mereda dan bayi sudah dapat menetek kembali secara  normal, sehingga sudah tidak terjadi lagi bendungan asi,