Rabu, 28 Oktober 2015

MENENTUKAN USIA KEHAMILAN



MENENTUKAN USIA KEHAMILAN

A.      PENGERTIAN USIA KEHAMILAN
Usia kehamilan atau usia gestasi (gestational age) adalah ukuran lama waktu seorang janin berada dalam rahim. Usia janin dihitung dalam minggu dari hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu sampai hari kelahiran.
B.       MENENTUKAN USIA KEHAMILAN
Menurut Suryati Roumauli (2011) menentukan usia kehamilan bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
1.      Rumus Naegele
Rumus Naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir/HPL. Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi (Romauli, 2011).
contoh:
Jika HPHT anda adalah 16 nov 2008, maka:
16 -11 - 08
+     -    +
7     3    1
23 - 8 -  09 (ini tanggal HPL)
 
2.      Berdasarkan tinggi fundus uteri
Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilicus atau prosesus xyphoideus. Cara tersebut dilakukan dengan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Sebaik baiknya pemeriksaan atau perkiraan tersebut, hasilnya masih kasar dan dilaporkan hasilnya bervariasi.
a.       Usia Kehamilan 12 minggu              : 1-2 jari diatas simfisis
b.      Usia kehamilan 16 minggu               : pertengahan simfisis pusat
c.       Usia kehamilan 20 minggu               : 3 jari dibawah pusat
d.      Usia kehamilan 24 minggu               : setinggi pusat
e.       Usia kehamilan 28 minggu               : 3 jari diatas pusat
f.       Usia kehamilan 32 minggu               : 3 jari dibawah prosesus xyphoideus
g.      Usia kehamilan 40 minggu                : pertengahan antara prosesus xyphoideus dan pusat (Manuaba,2007).

3.      Berdasarkan palpasi abdominal
a.         Rumus Bartholomew
Antara simfisis pubis dan pusat dibagi dalam 4 bagian yang sama maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8) (Romauli,2011)..
b.        Rumus Mc. Donald
Fundus Uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetric dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu (Romauli,2011)..

4.      Queckening (persepsi gerakan janin pertama)
Gerakanan janin pertama biasanya dirasakan pada umur kehamilan 18 minggu (primigravida) atau 16 minggu (multigravida) (Romauli,2011).

5.      Ultrasonografi (USG)
Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara :
a.        Dengan mengukur diameter kantung kehamilan (GS = Gestasional Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.
b.      Dengan mengukur jarak kepala-bokong (GRI = Groun Rump Length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu
c.       Dengan mengukur diameter bipariteal (BPD) untuk usia kehamilan lebih dari 12 minggu (Romauli,2011)..

 

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL



Pemeriksaan khusus pada ibu hamil meliputi :
1)        Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau memandang. Tujuannya untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan dan adanya kelainan.
Inspeksi atau pemeriksaan pandang tersebut meliputi :
a)    Rambut : bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak. Rambut yang mudah dicabut menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu.
b)   Muka : tampak cloasma gravidarum, sebagai akibat deposit pigmen yang berlebihan, tidak sembab. Bentuk simetris, bila tidak menunjukkan adanya kelumpuhan.
c)   Mata : bentuk simetris, conjungtiva normal, warna merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah menandakan ada conjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya pre eklamsi.
d)     Hidung : normal tidak polip, kelainan bentuk, kebersihan cukup.
e)   Telinga : normal tidak ada serumen yang berlebih dan tidak berbau, bentuk simetris.
f)     Mulut : adakah sariawan, bagaimana kebersihannya. Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingi vitis yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut agar selalu bersih.
g)    Gigi : adakah caries atau keropos yang menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis, hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi.
h)     Leher : normal tidak ada pembelasaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjaran limfe dan tidak ditemukan bendungan vena jugularis.
i)      Dada : normal bentuk simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu bersih dan menonjol.
j)     Abdomen : bentuk, bekas luka operasi, terdapat linea nigra, striae livida dan terdapat pembesaran abdomen.
k)   Vagina : normal tidak terdapat varises, pada vulva dan vagina, tidak oedem, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada condiloma lata.
l)        Anus : normal tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus.
m)    Ekstremitas : normal simetris dan tidak oedem (Romauli, 2011).

 
2)        Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan, mengetahui perkembangan kehamilan. Pemeriksaaan palpasi tersebut meliputi :
a)    Leher : untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid. Pembesaran kelenjar limfe dan ada tidaknya bendungan pada vena jugularis.
b)   Dada : mengetahui ada tidaknya benjolan atau massa pada payudara.
c)    Abdomen :
(1)     Leopold 1 : normal tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan. Pada fundus teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong). Tujuan: untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada di fundus.

        

 








                 Gambar Leopold 1

(2)     Leopold 2 : norma teraba bagian panjang, keras seperti papan ( punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian bagian kecil. Tujuan : untuk mengetahui batas kiri atau kanan pada uterus ibu, yaitu : punggung pada letak bujur dan kepala pada letak lintang.



 







             Gambar Leopold 2

(3)     Leopold 3 : normal pada bagian bawah janin teraba bagian yang bulat, keras dan melenting (kepala janin). Tujuan : untuk mengetahui presentasi atau bagian terbawah janin yang ada di sympisis ibu.
                         
                   Gambar Leopold 3
(4)     Leopold 4 : posisi tangan masih bisa bertemu, dan belum masuk PAP atau konvergen, posisi tangan tidak bertemu dan sudah masuk PAP atau divergen. Tujuan : untuk mengetahui seberapa jauh masuknya bagian terendah janin kedalam PAP.
  
                     
                    

                      Gambar Lepold 4
3)        Auskultasi normal terdengar denyut jantung dibawah pusat ibu (baik dibagian kiri atau dibagian kanan) mendengarkan denyut jantung bayi meliputi frekuensi dan keteraturannya. DJJ dihitung selama satu menit penuh. Jumlah DJJ normal antara 120-140 x permenit (Romauli, 2011).

4)        Perkusi
Reflek patela normal tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon dketuk. Bila gerekannya berlebih dan cepat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi. Bila reflek patela negatif kemungkinan pasien kekurangan Vit. B1 (Romauli, 2011).



         
                               Gambar Pemeriksaan Reflek Patela