Rabu, 28 Oktober 2015

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL



Pemeriksaan khusus pada ibu hamil meliputi :
1)        Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau memandang. Tujuannya untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan dan adanya kelainan.
Inspeksi atau pemeriksaan pandang tersebut meliputi :
a)    Rambut : bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak. Rambut yang mudah dicabut menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu.
b)   Muka : tampak cloasma gravidarum, sebagai akibat deposit pigmen yang berlebihan, tidak sembab. Bentuk simetris, bila tidak menunjukkan adanya kelumpuhan.
c)   Mata : bentuk simetris, conjungtiva normal, warna merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah menandakan ada conjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya pre eklamsi.
d)     Hidung : normal tidak polip, kelainan bentuk, kebersihan cukup.
e)   Telinga : normal tidak ada serumen yang berlebih dan tidak berbau, bentuk simetris.
f)     Mulut : adakah sariawan, bagaimana kebersihannya. Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingi vitis yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut agar selalu bersih.
g)    Gigi : adakah caries atau keropos yang menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis, hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi.
h)     Leher : normal tidak ada pembelasaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjaran limfe dan tidak ditemukan bendungan vena jugularis.
i)      Dada : normal bentuk simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu bersih dan menonjol.
j)     Abdomen : bentuk, bekas luka operasi, terdapat linea nigra, striae livida dan terdapat pembesaran abdomen.
k)   Vagina : normal tidak terdapat varises, pada vulva dan vagina, tidak oedem, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada condiloma lata.
l)        Anus : normal tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus.
m)    Ekstremitas : normal simetris dan tidak oedem (Romauli, 2011).

 
2)        Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan, mengetahui perkembangan kehamilan. Pemeriksaaan palpasi tersebut meliputi :
a)    Leher : untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid. Pembesaran kelenjar limfe dan ada tidaknya bendungan pada vena jugularis.
b)   Dada : mengetahui ada tidaknya benjolan atau massa pada payudara.
c)    Abdomen :
(1)     Leopold 1 : normal tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan. Pada fundus teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong). Tujuan: untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada di fundus.

        

 








                 Gambar Leopold 1

(2)     Leopold 2 : norma teraba bagian panjang, keras seperti papan ( punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian bagian kecil. Tujuan : untuk mengetahui batas kiri atau kanan pada uterus ibu, yaitu : punggung pada letak bujur dan kepala pada letak lintang.



 







             Gambar Leopold 2

(3)     Leopold 3 : normal pada bagian bawah janin teraba bagian yang bulat, keras dan melenting (kepala janin). Tujuan : untuk mengetahui presentasi atau bagian terbawah janin yang ada di sympisis ibu.
                         
                   Gambar Leopold 3
(4)     Leopold 4 : posisi tangan masih bisa bertemu, dan belum masuk PAP atau konvergen, posisi tangan tidak bertemu dan sudah masuk PAP atau divergen. Tujuan : untuk mengetahui seberapa jauh masuknya bagian terendah janin kedalam PAP.
  
                     
                    

                      Gambar Lepold 4
3)        Auskultasi normal terdengar denyut jantung dibawah pusat ibu (baik dibagian kiri atau dibagian kanan) mendengarkan denyut jantung bayi meliputi frekuensi dan keteraturannya. DJJ dihitung selama satu menit penuh. Jumlah DJJ normal antara 120-140 x permenit (Romauli, 2011).

4)        Perkusi
Reflek patela normal tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon dketuk. Bila gerekannya berlebih dan cepat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi. Bila reflek patela negatif kemungkinan pasien kekurangan Vit. B1 (Romauli, 2011).



         
                               Gambar Pemeriksaan Reflek Patela

Tidak ada komentar:

Posting Komentar